Selasa, 11 Desember 2012

Dua Bungkus Nangka

Pulang dari sekolah kemarin, aku menumpang angkot. Sekitar lima menit, angkot yang kutumpangi ngetem di sebuah terminal. Terminal tersebut berfungsi ganda sebagai pasar. Seorang ibu bersama dua anaknya masuk ke dalam angkot. Wanginya nangka yang dibawa anak kecil berusia sekitar empat tahun hampir saja membuat aku ngiler dan melirik toko buah yang terlihat jelas dari dalam angkot.
Sebut saja Ade anak kecil yang bersama ibu sementara Teteh anak ABG yang juga bersama si Ibu. Ade asyik memakan buah nangka siap makan dalam dua kantong plastik bening, sementara Teteh asyik memainkan ponselnya. Ade memperlihatkan biji nangka kepada ibunya, Si Ibu memerintahkan Ade untuk membuang tepat di depan tempat duduknya. Ya, di dalam angkot. Alhasil seluruh biji nangka plus bungkus plastik dibuang di dalam angkot. Ketika mereka turun dan penumpang yang lain naik, kontan sampah tadi terinjak-injak dan makin berserakan. Ups, apakah ongkos angkot sudah termasuk ongkos pembersihan sampah? Lantas kenapa tidak disediakan tempat sampah di dalam angkot. Apakah sampah harus ditempatkan pada tempatnya? lantas kenapa kadang penumpang tak mau repot untuk memegang sampah sementara hingga menemukan tempat sampah.