Senin, 14 September 2015

PENGALAMAN PERTAMA TES IELTS

Tanggal 29 Agustus lalu saya mengikuti tes IELTS di IDP Bandung. Perjalanan menuju hari tes cukup menegangkan, maklum saja bahasa Inggris saya ga bagus, saya kan ga pernah kuliah jurusan Bahasa Inggris dan jarang makan keju (hihi…. alesan :)). Naah….. sebetulnya sebelum tes Alhamdulillah saya dapat kesempatan mengikuti IELTS preparation yang difasilitasi oleh Pemprov Jabar (hatur nuhun pisan pemprov) selama dua minggu dari taggal 27 Juli sampai 7 Agustus.

Belajar dua minggu bersama tim pengajar dari edp education baik pengajar local maupun native speaker makin bikin hati galau, pasalnya saya makin sadar bahwa kekurangan saya banyak sekali baik reading, writing, listening maupun speaking. Saat listening kadang ada beberapa kata yang ga ketangkep padahal saya ga budeg  lho, kalo writing structure sama grammar saya asli ancur-ancuran, speaking? Asal ceplos sering masalah di preposition, collocation sama grammar, emang sih kita ga perlu ngomong kayak orang Inggris dengan logat cockney misalnya tapi yang penting intelligible . 

Kesalahan yang paling sering ga kerasa adalah typo kurang satu huruf atau kelebihan dan ga da toleransi lho. Salah satu huruf ya salah, hiks….. tega amat ya? Ga bisa ya dikasih nilai setengah gitu?

Ada waktu sekitar tiga minggu pasca preparation class menuju hari tes. Rencananya saya mau belajar tiap hari. Seorang teman bahkan ngajak ikut preparation di IDP dengan biaya 2 juta waktunya jam 1 atau jam 5 sore. Waduh, saya baru keluar tempat kerja sekitar setengah 4, dengan jarak ke IDP yang lumayan ditambah lagi 2 jeti, akhirnya saya memilih mau belajar sendiri aja di rumah. Paling mau ngambil les privat aja beberapa kali ke dosen bahasa inggris kenalan salah seorang teman. Waktu berlalu sangat cepat seminggu sebelum tes saya baru sadar belum banyak yang saya persiapkan karena harus berjibaku dengan urusan pekerjaan dan urusan rumah (hehe…. Alesan lagi). Ngambil les privat juga akhirnya ga jadi dengan ALASAN ga sempat.

Seminggu sebelum tes, saya print topik-topik speaking terus saya tempel di tempat yang paling sering saya tongkrongi (dapur). Latihan dari IELTSnya Cambridge juga saya coba sekitar lima. Latihan speaking bersama teman-teman di Mes provinsi  dan latihan bersama salah seorang teman yang guru bahasa inggris juga cukup membantu. Thanks Sue :)

Tes yang terdiri dari Listening, Reading, Writing dan Speaking ini bisa dilaksanakan dalam satu hari atau dua hari. Untuk Listening, Reading, Writing dilaksanakan pada hari yang sama secara marathon. Seluruh peserta masuk ruangan dengan hanya membawa alat tulis dan air minum dalam botol transparan. Tidak diperkenankan ke toilet selama listening dan selama invigilator membacakan instruksi. Kalau mau ke toilet harus ngacung dulu, ah akhirnya saya pilih ga ke toilet untuk menghemat waktu mengerjakan soal padahal jam 9-12 itu adalah waktu yang paling sering saya setor ke toilet. Pengawasan ketat banget, kalau waktu sudah habis kita ga boleh nulis sedikit pun. Pas sesi reading habis kebetulan salah satu peserta masih nulis, pengawas kemudian menghampiri dan menghapus tulisan terakhirnya. Ketat banget ya?

Untuk jadwal Speaking berbeda-beda tiap peserta dan diinformasikan lewat email. Saya kebetulan kebagian hari pertama. Asli deg-degan banget, sebelum tes saya ngapalin vocab-vocab yang agak sophisticated yang katanya bisa meningkatkan  score. Tapi pas tes speaking, hafalan itu entah kemana untungnya examinernya ramah banget jadi obrolan mengalir meskipun saya menggunakan kata-kata yang sederhana. Alhamdulillah tes speaking bisa dilalui.

Untuk teman-teman yang mau tes saya sarankan mempersiapkan diri jauh-jauh hari kecuali buat temen-temen yang exposure sama English tiap hari. Meningkatkan kemampuan bahasa itu butuh waktu, ga ada yang instan. Saya juga nyesel kenapa ga belajar dari dulu. Kalau ngejar sesuatu harusnya kita komitmen menyisihkan waktu, bagaimana pun caranya.

Sedikit tips :
1. Sering baca berbagai article dari berbagai topic untuk nambah wawasan dan vocabulary
2. Sering denger lagu, percakapan atau audio ielts. Buat ibu-ibu kayak saya, bias denger sambil mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyuci piring, nyapu, dll. Kalau nunggu pekerjaan rumah beres kapan?
Oya, beberapa detik sebelum suatu topic diperdengarkan baca sekilas soal untuk memprediksi jawaban.
3. Latihan menulis dengan topik-topik writing yang pernah keluar di IELTS
4. Latihan ngomong biar lidahnya terbiasa. Kalau pas speaking ditanya topic yang susah, jangan diem, sambil mikir sambil ngomong aja to buy the time misalnya “Well, it’s hard question. However, if you ask me about my honest opinion, I’d say………….” Lumayan lah ada waktu beberapa detik buat mikir.

Sekian curhatan tentang IELTS kali ini. Bagi teman-teman yang mau ngambil tes semoga mendapat score yang diharapkan dan bagi teman-teman yang sudah pada expert bagi-bagi dong tipsnya.