Pulang
dari sekolah kemarin, aku menumpang angkot. Sekitar lima menit, angkot
yang kutumpangi ngetem di sebuah terminal. Terminal tersebut berfungsi
ganda sebagai pasar. Seorang ibu bersama dua anaknya masuk ke dalam
angkot. Wanginya nangka yang dibawa anak kecil berusia sekitar empat
tahun hampir saja membuat aku ngiler dan melirik toko buah yang terlihat
jelas dari dalam angkot.
Sebut
saja Ade anak kecil yang bersama ibu sementara Teteh anak ABG yang juga
bersama si Ibu. Ade asyik memakan buah nangka siap makan dalam dua
kantong plastik bening, sementara Teteh asyik memainkan ponselnya. Ade
memperlihatkan biji nangka kepada ibunya, Si Ibu memerintahkan Ade untuk
membuang tepat di depan tempat duduknya. Ya, di dalam angkot. Alhasil
seluruh biji nangka plus bungkus plastik dibuang di dalam angkot. Ketika
mereka turun dan penumpang yang lain naik, kontan sampah tadi
terinjak-injak dan makin berserakan. Ups, apakah ongkos angkot sudah
termasuk ongkos pembersihan sampah? Lantas kenapa tidak disediakan
tempat sampah di dalam angkot. Apakah sampah harus ditempatkan pada
tempatnya? lantas kenapa kadang penumpang tak mau repot untuk memegang
sampah sementara hingga menemukan tempat sampah.