Tanggal 29 Agustus lalu saya
mengikuti tes IELTS di IDP Bandung. Perjalanan menuju hari tes cukup
menegangkan, maklum saja bahasa Inggris saya ga bagus, saya kan ga pernah
kuliah jurusan Bahasa Inggris dan jarang makan keju (hihi…. alesan :)).
Naah….. sebetulnya sebelum tes Alhamdulillah saya dapat kesempatan mengikuti
IELTS preparation yang difasilitasi oleh Pemprov Jabar (hatur nuhun pisan
pemprov) selama dua minggu dari taggal 27 Juli sampai 7 Agustus.
Belajar dua minggu bersama tim
pengajar dari edp education baik pengajar local maupun native speaker makin
bikin hati galau, pasalnya saya makin sadar bahwa kekurangan saya banyak sekali
baik reading, writing, listening maupun speaking. Saat listening kadang ada
beberapa kata yang ga ketangkep padahal saya ga budeg lho, kalo writing structure sama grammar saya
asli ancur-ancuran, speaking? Asal ceplos sering masalah di preposition, collocation
sama grammar, emang sih kita ga perlu ngomong kayak orang Inggris dengan logat cockney
misalnya tapi yang penting intelligible .
Kesalahan yang paling sering ga
kerasa adalah typo kurang satu huruf atau kelebihan dan ga da toleransi lho.
Salah satu huruf ya salah, hiks….. tega amat ya? Ga bisa ya dikasih nilai
setengah gitu?
Ada waktu sekitar tiga minggu pasca preparation class menuju hari tes. Rencananya saya mau belajar tiap hari. Seorang teman bahkan ngajak ikut preparation di IDP dengan biaya 2 juta waktunya jam 1 atau jam 5 sore. Waduh, saya baru keluar tempat kerja sekitar setengah 4, dengan jarak ke IDP yang lumayan ditambah lagi 2 jeti, akhirnya saya memilih mau belajar sendiri aja di rumah. Paling mau ngambil les privat aja beberapa kali ke dosen bahasa inggris kenalan salah seorang teman. Waktu berlalu sangat cepat seminggu sebelum tes saya baru sadar belum banyak yang saya persiapkan karena harus berjibaku dengan urusan pekerjaan dan urusan rumah (hehe…. Alesan lagi). Ngambil les privat juga akhirnya ga jadi dengan ALASAN ga sempat.
Seminggu sebelum tes, saya print topik-topik
speaking terus saya tempel di tempat yang paling sering saya tongkrongi
(dapur). Latihan dari IELTSnya Cambridge juga saya coba sekitar lima. Latihan
speaking bersama teman-teman di Mes provinsi
dan latihan bersama salah seorang teman yang guru bahasa inggris juga
cukup membantu. Thanks Sue :)
Tes yang terdiri dari Listening,
Reading, Writing dan Speaking ini bisa dilaksanakan dalam satu hari atau dua
hari. Untuk Listening, Reading, Writing dilaksanakan pada hari yang sama secara
marathon. Seluruh peserta masuk ruangan dengan hanya membawa alat tulis dan air
minum dalam botol transparan. Tidak diperkenankan ke toilet selama listening
dan selama invigilator membacakan instruksi. Kalau mau ke toilet harus ngacung
dulu, ah akhirnya saya pilih ga ke toilet untuk menghemat waktu mengerjakan
soal padahal jam 9-12 itu adalah waktu yang paling sering saya setor ke toilet.
Pengawasan ketat banget, kalau waktu sudah habis kita ga boleh nulis sedikit
pun. Pas sesi reading habis kebetulan salah satu peserta masih nulis, pengawas
kemudian menghampiri dan menghapus tulisan terakhirnya. Ketat banget ya?
Untuk jadwal Speaking berbeda-beda
tiap peserta dan diinformasikan lewat email. Saya kebetulan kebagian hari
pertama. Asli deg-degan banget, sebelum tes saya ngapalin vocab-vocab yang agak
sophisticated yang katanya bisa meningkatkan score. Tapi pas tes speaking, hafalan itu entah
kemana untungnya examinernya ramah banget jadi obrolan mengalir meskipun saya
menggunakan kata-kata yang sederhana. Alhamdulillah tes speaking bisa dilalui.
Untuk teman-teman yang mau tes saya
sarankan mempersiapkan diri jauh-jauh hari kecuali buat temen-temen yang exposure
sama English tiap hari. Meningkatkan kemampuan bahasa itu butuh waktu, ga ada
yang instan. Saya juga nyesel kenapa ga belajar dari dulu. Kalau ngejar sesuatu
harusnya kita komitmen menyisihkan waktu, bagaimana pun caranya.
Sedikit tips :
1. Sering
baca berbagai article dari berbagai topic untuk nambah wawasan dan vocabulary
2. Sering
denger lagu, percakapan atau audio ielts. Buat ibu-ibu kayak saya, bias denger
sambil mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyuci piring, nyapu, dll. Kalau nunggu
pekerjaan rumah beres kapan?
Oya, beberapa
detik sebelum suatu topic diperdengarkan baca sekilas soal untuk memprediksi
jawaban.
3. Latihan
menulis dengan topik-topik writing yang pernah keluar di IELTS
4. Latihan
ngomong biar lidahnya terbiasa. Kalau pas speaking ditanya topic yang susah,
jangan diem, sambil mikir sambil ngomong aja to buy the time misalnya “Well, it’s
hard question. However, if you ask me about my honest opinion, I’d say………….” Lumayan
lah ada waktu beberapa detik buat mikir.
Sekian curhatan tentang IELTS
kali ini. Bagi teman-teman yang mau ngambil tes semoga mendapat score yang
diharapkan dan bagi teman-teman yang sudah pada expert bagi-bagi dong tipsnya.