( Pernah diposkan pada blog pribadi yang telah kena suspend)
Indah sekali sebuah hadis dalam Terjemah Riadus Shalihin jilid 4,
“Aisyah ra. Berkata : ‘Rasulullah saw. Bersabda, “Janganlah
seorang dari kamu mengatakan jiwaku busuk, tetapi gantilah kata itu dengan
jiwaku kotor” (Muttafaq Alaih)
Sekilas tak nampak terlalu beda, namun jika kita resapi
betapa busuk dan kotor itu jauh berbeda. Tanpa bermaksud menafsirkan namun sekedar
berusaha memaknai. Secara biologis busuk dan kotor itu sangat berbeda, jika
sesuatu busuk tentu kotor tapi sesuatu yang kotor belum tentu busuk. Busuk
biasanya disebabkan oleh terurainya suatu materi oleh bakteri dan jamur
sehingga materi tersebut tidak utuh
lagi. Jika kita misalkan materi itu apel maka apel yang busuk tidak bisa
dikembalikan ke bentuk semula, jika apel itu busuk sebagian dan kita masih
ingin mengambil sebagiannya maka bagian yang busuk harus dipotong (amputasi).
Proses pembusukan sering pula mengakibatkan bau yang tidak sedap bahkan
bakteri-bakteri pembusuk tertentu bias juga mengeluarkan racun, maka dapat
dipastikan materi yang busuk tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula.
Terbayang jika yang busuk itu adalah jiwa maka tidak dapat dikembalikan kepada
keadaan fitrahnya. Na’udzubillah….
Kotor artinya suatu materi tercemari bahan tertentu sehingga
materi tersebut tak bersih lagi. Jika kita ibaratkan yang kotor itu adalah apel,
maka ketika apel itu terkena tanah menjadi
kotorlah ia, namun kita masih bisa memanfaatkannya, apel tersebut masih bias
kita cuci dan kandungan apelnya tidak jauh berbeda. Artinya jika sesuatu itu
kotor masih terbuka peluang untuk mengembalikannya ke keadaannya semula dengan
cara pencucian meski pembersihannya mungkin berbeda tergantung jenis pengotor
dan tingkat kekotorannya. Begitu pula dengan jiwa, jiwa yang kotor masih sangat
terbuka peluang untuk dibersihkan.
Indah sekali ungkapan Rasulullah “ Janganlah seorang dari
kamu mengatakan jiwaku busuk tetapi gantilah kata itu dengan jiwaku kotor”. Busuk
dan kotor itu beda. Kotoran-kotoran bisa sering kali menghinggapi jiwa namun
terbuka peluang yang sangat besar untuk membersihkannya, tapi jangan ditunda
karena bisa jadi bandel itu noda.
Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fuanna
اللْهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّي
Tidak ada komentar:
Posting Komentar