Selasa, 09 Februari 2016

Dr. Michael C. Ain (Kekurangan Melahirkan Kelebihan)

Setiap orang terlahir dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Banyak orang yang bahagia dan bersyukur atas kelebihannya kemudian mengoptimalkan kelebihannya untuk berkontribusi dalam kehidupan meski tak sedikit pula orang yang tak menyadari kelebihan yang dimilikinya sehingga dibiarkan tersia. Ada juga orang yang menjadi pongah atas kelebihan yang dimilikinya.

Dalam menyikapi kekurangan ternyata orang berbeda-beda pula. Ada orang yang sedih berlebihan atas kekurangan yang dimilikinya, menyalahkan takdir bahkan tak sedikit yang merasa rendah diri sehingga memutuskan untuk diam tak mau berkiprah untuk kesejahteraan manusia. Namun tak demikian halnya dengan Dr. Michael Craig Ain. Terlahir sebagai penderita Akandroplasia (suatu kelainan genetik terpaut kromosom  yang menyebabkan tubuhnya kerdil) tak membuat langkahnya surut untuk berkiprah. 

Sejak kecil Ain diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk bekerja keras. Tak ada yang tak bisa ia capai jika bekerja keras. Pada saat gagal mencapai sesuatu jawabannya hanya satu: bekerja lebih keras lagi. Maka tak heran Ain mendapatkan nilai-nilai cemerlang di bangku sekolah. Namun, perjalanannya tak selalu berjalan mulus. Saat mendaftar kuliah kedokteran ia ditolak oleh sekitar tiga puluh universitas bukan karena kemampuannya namun hanya karena ia bertubuh setinggi 4 kaki 3 inchi atau sekitar 130 cm. Ia beristirahat selama satu tahun dengan mempelajari Sains di Brown kemudian kembali mendaftar sekolah kedokteran kembali dan diterima oleh Albany Medical College. Pada awalnya ia hanya diperbolehkan menggeluti pediatri (kedokteran anak) yang memungkinkan pasiennya tidak lebih besar dari padanya. Kegigihannya telah mengantarkan dirinya menjadi seorang ahli bedah meski tak jarang ia harus naik bangku saat melakukan operasi. Meski demikian, ia adalah seorang dokter yang disenangi pasiennya terutama anak-anak.
Foto: Campbell Biology Concepts and Connections

Kelainan gen telah menghentikan pertumbuhan lengan dan kakinya tapi tidak langkahnya untuk menggapai cita-cita. Kini ia bekerja sebagai dokter bedah ortopedi di Johns Hopkins Hospital  juga sebagai Associate Professor of Orthopedic Surgery dan Associate Professor Neurosurgery di Johns Hopkins  School of Medicine. Akrandroplasia nampaknya telah mengantarkan Ain pada bidang penelitian dysplasia, suatu kelainan tulang yang menyebabkan kekerdilan. Profil Dr. Ain dapat dilihat disini.

1 komentar: