Senin, 19 Maret 2018

Tak Maksud Buang Sembarangan

TAK MAKSUD BUANG SEMBARANGAN

Seorang sopir angkot bercerita saat saya menumpang angkotnya. Di sebuah tempat di tepi jalan raya sampah menggunung akibat ulah orang-orang tak bertanggung jawab. Maka beberapa orang anggota Brimob turun bersama warga sekitar termasuk Pak sopir angkot.

Beberapa puluh meter dari lokasi seorang perempuan yang menumpang ojek melempar sekantung plastik besar sampah. Tak lain dan tak bukan wanita tersebut adalah isteri salah seorang anggota Brimob yang tengah bersih-bersih. Pak sopir hanya tersenyum melihat kejadian tersebut.

"Lucu Bu. Suaminya bersih-bersih, Eh istrinya sendiri yang mengotori" seloroh Pak Sopir sambil tertawa renyah. Saya lantas berpikir,  secara tak langsung berarti Si Bapak anggota Brimob ikut buang sampah di tepi jalan. Si Bapak mungkin tak bermaksud demikian. Ia mungkin telah dengan benar membuang sampah pada tempatnya di rumah. Akan tetapi,  perjalanan sampah setelah itu luput dari perhatiannya.

Saya jadi membayangkan, jangan-jangan sampah yang mengotori sungai dan laut serta membahayakan biota di dalamnya,  diantaranya ada sampah saya. Saya mungkin tak sengaja membuangnya ke sana.

Demi mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, saya mengompos sampah organik di rumah. Selain itu upaya pengurangan produksi sampah dengan cara membawa rangtang atau misting saat jajan,  membawa tas belanja pakai ulang atau membawa bekal minum selalu terus diupayakan. Meski demikian rumah saya masih memproduksi sampah meski tak sebanyak dulu. Ada usulan meminimalisasi sampah?

#RethinkReduceReuseRecycle
#JourneyToZeroWaste
#SekecilApapunUpayaPastiAdaImpactnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar