Kamis, 04 Juni 2020
Minggu, 08 Maret 2020
Asmara Nusantara (PK-159 Bagian I)
Yang kutahu aku pakai baju putih
Kita bergandengan menyusuri kota
Dan cinta kita seperti Indonesia
Yang paling sigap menempel stiker adalah Arum. Setelah menempel stiker ia akan meminta izin keluar ruangan untuk pumping ASI berhubung dosen muda satu ini memiliki bayi. Bagiku ini adalah asmara, kasih seorang ibu demi anaknya membuat ia rela bersusah payah menyisihkan waktu untuk memastikan produksi ASI bisa berjalan lancar sekembalinya nanti dari PK plus menabung ASI juga. Ups, Arum pernah dipanggil PA dikira terlambat karena aku lupa lapor ketua. Sejak saat itu setelah Arum izin aku akan memastikan Mas Aziz tahu ke mana salah seorang anggotanya ini pergi. (To Arum, maaf ya Dek pernah membuatmu kena tegur).
Minggu, 08 Desember 2019
DIY Deodorant Spray
Bertahun-tahun menggunakan deodorant roll on yang ada di pasaran, lama-lama merasa berdosa atas sampah kemasan yang ditimbulkan (mostly plastik). Sempat senang dapat yang kemasan kaca. Hmmm... Perfect! Tinggal ngirim pesan ke produsen supaya ada mekanisme isi ulang.
Belum sempat kirim surat keburu dapet info senyawa aluminium yang digunakan dalam deodorant yang berfungsi sebagai antiperspirant ternyata beresiko menimbulkan gangguan kesehatan mulai dari gangguan hormonal sampai kanker. What? Padahal saya sudah make bertahun-tahun. Semoga onkogen yang ada tetap mati suri hingga akhir hayat nanti. Tapi, menjaga kesehatan gak cukup do'a saja dong. Perlu upaya tentunya. Ini nih salah satu upaya yang dilakukan, membuat deodorant alami berhubung kalau beli mehongnya minta ampun. Kali ini bentuknya yang disemprotkan ya. Bahannya hanya 4 saja :
- 20 mL witch hazel
- 5 tetes EO lavender
- 5 tetes EO Frankincense
- 5 tetes EO lemon
Campurkan semua bahan ke dalam botol semprot. Kocok sebelum digunakan.
Hmmm... Wangi lemonnya bikin fresh. Hasil dan khasiat bakal saya tulis di pos berikutnya ya 😉
Rabu, 04 Desember 2019
Kasihan Jalan
"Teh, kemarin aku lihat Teteh jalan. Meni kasihan." seloroh seorang rekan kerja. "Oh, kemarin sore, pulang sekolah mampir beli tahu terus jalan dikit cari ojeg pulang" jawabku santai. "Meni kasihan Teteh, jalan sendirian, pakai payung, nunduk" ucapnya. "Gak apa-apa Neng, I am happy with that" sambil kukedipkan sebelah mataku.
Hmmm... Terima kasih banyak atas perhatian yang diberikan. Ingatanku lalu melayang pada hari itu. Dengan menggunakan ojeg depan sekolah akhirnya aku tiba di gerai tahu lewat pintu belakang karena gerbang di tutup sebab jalan sedang dalam perbaikan. "Mas, itu gerbang depan bisa dibuka gak?" tanyaku pada pelayan gerai yang tengah memasukkan tahu ke dalam wadah yang sengaja kubawa dari rumah. "Pake mobil Bu? Enggak bisa lewat, kan jalannya lagi diperbaiki." "Enggak Mas, saya jalan kaki kok" "Ooh? Jalan? Bisa, bisa" Mas pramu niaga tampak heran.
Di sini di negeri yang kucintai ini, entahlah jalan kaki seperti sesuatu yang aneh. Betapa tidak, demi mencapai jarak beberapa ratus meter saja ojeg siap mengantar. Menembus gerimis sore itu, aku berjalan beberapa ratus meter menuju pangkalan ojeg. Menunduk? Tentu saja. Bukan karena sedih atau malu melainkan aku harus fokus pada jalan yang kuinjak berhubung trotoar sangat sempit.
Ah, sebenarnya kalau tak ingat pekerjaan rumah telah menunggu inginnya aku berjalan sampai rumah. Berjalan bagiku adalah sebuah kebahagiaan sebab itu artinya fisikku masih prima, setidaknya masih bisa digunakan untuk berjalan. Berjalan di tengah lalu lalang kendaraan roda dua maupun empat bagiku bukan sebuah aib, prestasi malah, hahaha. Betapa tidak, setidaknya aku telah meminimalisasi emisi karbon. Belum lagi sebuah penelitian menyimpulkan bahwa berjalan kaki 30 menit per hari 4 kali per pekan dapat menurunkan resiko dementia atau kepikunan. Gimana? Masih enggan jalan? Pikir ulang deh.
Kepada Dinas PU, please atuh trotoarnya dibuat agak manusiawi agar kami bisa berjalan dengan happy 😉.
Jumat, 22 November 2019
DIY Pelembap untuk Kulit Kombinasi
Di postingan beberapa waktu lalu saya ngepos resep yang saya gunakan untuk mengatasi kulit berminyak dan jerawatan. Alhamdulillah, so far minyak berkurang untuk daerah T, tapi kering di daerah pipi. Hmmm... Berarti kulit saya Kombinasi jadinya.
Akhirnya di batch yang sekarang saya tambahin vit E untuk melembapkan juga essential oil frankincense yang dipercaya memiliki khasiat anti-aging, secara umur saya sudah enggak 17 lagi. Resep pelembap untuk kulit Kombinasi yang saya bikin kemarin jadinya kayak gini,
- Aloe Vera (10 mL = 2 tbs)
- Argan oil (1mL)
- Vit E ( 2 tetes)
- EO tea tree (2 tetes)
- Rosewater (1 tetes)
- EO frankincense (1 tetes)
Bikinnya, Aloe sama argan oil diaduk duluan sampai rata. Warna yang tadinya bening berubah menjadi putih. Setelah rata tambahkan bahan-bahan lain satu per satu dan aduk merata.
Hasilnya? Alhamdulillah kulit rasanya jadi normal, gak terlalu berminyak juga gak terlalu kering. Jadi berasa fresh aja. Sayangnya bau frankincense agak kurang cocok di hidung saya. Untungnya gak terlalu menyengat sih karena cuma setetes. Kalau tea tree saya suka banget wanginya, fresh dan natural banget.
Cemburu
Pernahkah Kita merasa begitu disayangi, dicintai manusia? Merasa betapa mereka memperhatikan, memikirkan kebaikan untuk kita? Kecuali manusia itu adalah ayah ibu kita, maka bersiap-siaplah kecewa. Bukan, bukan orang-orang yang kita harapkan itu tidak baik, melainkan karena mereka juga manusia seperti kita.
Saat ekspektasi kita kepada manusia terlalu tinggi, bisa jadi Allah cemburu. Lalu Allah yang Maha membolak-balikan hati seperti menjauhkan "mereka" dari kita. Lalu kita merasa tak ada lagi tempat mengadu, tak ada tempat kita menceritakan segala. Bisa jadi DIA rindu. DIA memanggil kita untuk kembali hanya pada-Nya, menangis tersedu di hadapan-Nya, mengiba limpahan cinta-Nya. Bersyukurlah bahwa kita masih IA berikan kesempatan untuk menumpahkan air mata di hadapan-Nya, mengungkapkan segala resah pada-Nya. Kepada orang-orang yang telah banyak berbuat baik kepada kita, berterima kasihlah! Namun jangan berharap terlalu banyak! Berbuat baiklah kepada mereka melebihi kebaikan yang mereka berikan! Namun jangan berharap balasan. Sungguh hanya Allah sebaik-baik pemberi balasan.
Jangan! Jangan agung-agungkan kebaikan manusia! Sebab, bisa jadi DIA yang Maha Agung cemburu.
Lembang, 23 November 2019
Suatu Shubuh Sendu
Kamis, 07 November 2019
Mawar
Bukankah mawar tak perlu berkoar bahwa dirinya mawar?
Sebab duri adalah bukti
Sebab lembaran petal cukup jadi penanda faktual
Seperti halnya kesturi
Ia tak pernah repot berpidato ke sana ke mari
Sebab insan-insan yang mengerti paham benar dengan semerbak wangi surgawi
Lembang, 06 November 2019
Sungguh pencitraan itu membuat jengah